Gereja Katedral Helsinki

Bagi pembaca yang beragama katolik dan tinggal di Indonesia seperti saya, pasti hal- hal ini sudah wajar : Sejak kecil sudah terbiasa menjadi minoritas, masa kecil belajar kurikulum agama lain karena sekolah nggak punya guru agama katolik, terbiasa dengan sebutan “non-muslim”, bikin tanda salib dimuka umum dan dilihatin orang, daaaann sebagainya.
Hehehe… iya ga?!
Itu masih belum lagi kalau merasakan menghafal doa Bapa Kami, trus janjian ke Goa Maria atau mendampingi adik-adik sekolah minggu padahal pinginnya lihat kartun di televisi. Kesemuanya adalah bagian dari menjadi Katolik di Indonesia, bahkan kadang di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik seperti Spanyol atau Italia.

Bagaimana dengan Katolik di Finlandia?
Disini katolik juga bukan agama mayoritas. Gereja utama adalah Gereja Lutheran Evangelis dan gereja Orthodoks. Jadi disini secara teknis orang katolik juga minoritas.

Lalu bagaimana dengan masa sekolah bagi mereka yang orang tuanya beragama katolik di finlandia? Oke deh sekarang aku ceritakan beberapa hal dalam menjadi Katolik di finlandia :

Pertama, kehidupan beragama bukanlah sesuatu yang menonjol di finlandia. Gereja memiliki peran dalam mencatat kelahiran namun tidak berperan dalam kehidupan politik & pemerintahan. Jadi umumnya bayi yang lahir difinlandia tuh dibaptis sejak lahir.
Bagaimana kalau menikah di finlandia? apakah harus seagama juga? Jawabannya, TIDAK. Finlandia menganut persamaan atau ekualitas yang tak terbantahkan. Setiap pribadi adalah sama kedudukannya dan haknya untuk berkeluarga. Bagaimana dengan gereja katolik di Finlandia? Gereja Katolik akan menikahkan pasangan Katolik juga. Bagi pasangan berbeda agama, mereka harus mendapat ijin khusus bila hendak menikah. Sama seperti di Indonesia dimana perbedaan agama menjadi faktor unik yang bisa menjadi kendala, meski yang bikin ribet adalah KUA-nya. Hahaha! Masalah pernikahan memang terkadang rumit tapi pemerintah finlandia sangat mendukung warganya untuk memiliki keturunan sehingga hal sepele seperti dokumen pernikahan tidak menjadi masalah birokrasi. Teman-teman warga negara finlandia asli biasanya memilih untuk mengikuti aturan gereja yang bukan katolik. Bahkan dapat berdiri di altar (gereja manapun) dengan gaun pernikahan atau di Kantor Catatan Sipil (saja?hehe) sudah menjadi hal yang teramat membahagiakan. Baru-baru ini perkawinan sejenis baru saja diresmikan untuk diakui dimata hukum.Gereja di Finlandia

Kedua, beribadah adalah hal yang didukung sepenuhnya. Tidak akan ketua RT melaporkan ke polisi atau orang iseng yang melempari tempat ibadah (agama apapun) dengan batu. Jadi kalau mau makan trus memakai tanda salib? tidak ada yang akan bersikap atau berkomentar negatif di Finlandia. Prinsipnya lebih kepada bersikap jujur, tidak kepo (istilahnya apa ya, ingin tahu masalah orang lain gitu deh), dan menjaga kedamaian bersama. Kalau saya perhatikan, level kesopanan disini adalah dengan tidak ingin cari tahu masalah orang lain. Itulah salah satu dari berbagai hal unik dari pergaulan di finlandia ini.

Ketiga, menghafal doa seperti Doa Bapa Kami dan Salam Maria tetap harus dihafalkan. Tapi dalam bahasa Finlandia ya hahaa, tentu saja karena kebanyakan Misanya memakai bahasa suomi/ finlandia. Jadwal Misa berbahasa Inggris di Gereja katolik St. Henry’s Cathedral Parish di Helsinki bisa dilihat di sini

Keempat, tidak, tidak ada yang akan memanggilmu non-kristen, non-muslim, atheis atau gimanapun di muka umum, kapanpun. Agama tidak menjadi pelajaran di sekolah umumnya jadi buat yang suka menganggap jam pelajaran agama Katolik bisa bebas di kantin? Nggak ada tuh disini! hehehe

Kelima, buat yang sudah komuni, di finlandia sama aja kok kita bolehnya komuni di gereja katolik aja. Jadi meski berkunjung dan berdoa di gereja Orthodok, sebaiknya tidak mengambil komuni ya!Mimbar Gereja di finlandia

Keenam, lebih untuk yang berniat tinggal disini lama atau lebih dari seminggu sebaiknya mendaftarkan diri di gereja katolik terdekat dari tempat tinggalmu ya. Ini nantinya akan memudahkan masalah pernikahan, kelahiran atau kematian. Sama seperti saat kita di Indonesia dan sebaiknya mendatangi gereja katolik setempat untuk berdoa dan mendaftarkan diri. Ada baiknya bagi yang sudah dibaptis untuk membawa surat baptismu dari Indonesia ya!

Keenam, terakhir dan yang paling penting, kita akan bertemu banyak anak yang orang tuanya tidak menikah. Pasangan yang tinggal bersama diakui secara hukum di finlandia. Nah, ngerti nggak kira-kira hidup disini seperti apa buat orang katolik? Yap, TIDAK BOLEH menghakimi, sok suci, sok menggurui, apalagi menganggap mereka ‘berdosa’.Oh no, miss! Jangankan menggurui masalah agama. Menanyakan pekerjaan aja udah dianggap tidak sopan loh! Jadi kalau bertemu, tanyakan apa kabar aja seperti teman baru. Nggak usah tanya-tanya udah kegereja apa belum, udah baptis apa belum, dan sebagainya. Biarkan hal-hal seperti itu jadi dialog pribadi antara pribadi denganNya.

Nah, secara umum kehidupan orang Katolik di finlandia memang sangat nyaman dan personal. Meski disini kadang kita ditertawakan karena percaya pada Tuhan, menurutku hal itu sudah biasa karena mengingat sejarah kekristenan yang relatif gelap. Malah yang perlu diingat adalah betapa orang finlandia lebih peka dan lebih peduli dari orang yang ngakunya berasal dari negara beragama. Banyak warga yang menerima tunjangan pengangguran mengembalikan uang tunjangan secara sukarela agar negara bisa menghidupi orang yang lebih membutuhkan. Pada studi banding, Finlandia tercatat sebagai negara yang paling jujur dengan mengembalikan 9 dari 10 dompet yang sengaja tertinggal.

Saya merasakan sendiri bahwa di Finlandia kita jadi terbiasa dengan dialog dan doa dalam hati. Tak ada paksaan atau tekanan untuk terlihat ini dan itu dimuka umum. Kehidupan katolik yang menyegarkan! 🙂